Rabu, 01 Mei 2013

LADY BE GOOD


Pada tahun 1960, di tengah padang pasir Libia, serombongan penyelidik minyak menemukan reruntuhan pesawat pembom dari Perang Dunia Kedua yaitu B-24 yang bernama Lady Be Good. 17 tahun sebelumnya pesawat itu berangkat meninggalkan pangkalannya di dekat Benghazi, Libia untuk melaksanakan tugas peperangan di Napoli, Italia. Pada waktu kembali dari tugas, pesawat itu mengadakan hubungan radio dengan pangkalan untuk menentukan arah pesawat. Namun sejak itu tidak ada beritanya lagi. Orang mengira bahwa pesawat itu telah kehabisan bahan bakar dan jatuh di di Laut Tengah. Dari pemeriksaan setelah pesawat itu ditemukan dapat diketahui mengapa kecelakaan itu terjadi.
    Karena cuaca buruk, penerbang naik lebih tinggi di atas awan-awan, sehingga ia dapat memastikan kedudukan mereka dengan jalan melihat kedudukan bintang-bintang. Perhitungannya menunjukkan bahwa mereka telah terbang beberapa mil terlalu jauh dari tempat yang dituju. Alat pencari arah menunjukkan bahwa mereka telah terbang melewati pangkalan tetapi mereka terus terbang...
   Mereka begitu yakin bahwa pangkalan masih jauh, sehingga mereka merasa sudah benar dan tidak menghiraukan tanda-tanda yang bertentangan. 
Crew of Lady Be Good
Akhirnya setelah mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan, mereka melakukan terjun payung ke bumi. Tapi sangat disayangkan karena mereka semua tewas di tengah gurun pasir dalam usahanya yang gagah berani untuk mencapai pantai. 
    Dari peristiwa ini kita dapat belajar bahwa sepintar apapun manusia pasti akan melakukan kesalahan. Manusia berpikir untuk melakukan apa yang dia anggap tepat, tapi Tuhan berkehendak lain. Alkitab mengatakan bahwa, “ Ada jalan yang disangka orang lurus, tapi ujungnya menuju maut, (Amsal 14:12). Hikmat manusia adalah landasan yang lemah untuk menentukan benar atau salah. Menerbangkan sebuah pesawat benar-benar didasarkan atas prinsip bahwa penerbang harus mempunyai standar petunjuk yang tepat di luar dirinya sendiri dan ia mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap standar itu. Namun lebih daripada itu, manusia harus membutuhkan satu petunjuk yang jauh lebih tepat dan benar. Sepintar apapun, secanggih apapun teknologi yang diciptakan dan digunakan, manusia harus membutuhkan satu kuasa yang lebih dari itu.
      Pernyataan tertulis Allah (Alkitab), adalah satu-satunya sumber tanpa salah untuk menentukan jalan hidup yang benar. Jalan  manusia mengandung benih-benih kematian; tapi jalan Allah menuntun kepada hidup yang kekal.
    Ingat...! Sepintar apapun kita, secanggih apapun teknologi yang kita ciptakan dan gunakan, ada Pribadi yang jauh lebih melampaui segala akal dan pikiran kita. Dialah TUHAN Pencipta langit, bumi, dan segala isinya termasuk kita, manusia.  Oleh karenanya layaklah kita untuk menyembah Dia, menyanjung Dia, meninggikan Dia dan menyerahkan seluruh kehidupan kita, rencana kita dan semua yang akan dan sedang kita lakukan kepada Dia yang jauh lebih berkuasa dari apapun di dunia ini,
Tuhan Yesus Memberkati, Amin! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar