3“Ah TUHAN, ingatlah kiranya,
bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan
bahwa aku telah melakukan apa yang baik dimata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia
dengan sangat.
4Tetapi Yesaya belum lagi
keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya:
5Baliklah dan katakanlah
kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa
leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku
akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah
TUHAN.
6Aku akan memperpanjang hidupmu
lima belas tahun lagi dan aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan
raja Asyur; aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.
(2 Raja-raja 20:3-6)
Seorang raja Yehuda yang bernama Hizkia dalam kisah ini, cukup
menarik perhatian karena dalam masa hidupnya sebagai seorang raja, ia mengalami
pergumulan yang berat akibat penyakit yang dideritanya. Ia seorang raja dan
juga seorang yang mengasihi Tuhan. Ia tulus, setia dan taat akan perintah
Tuhan, tapi mengalami sakit yang parah dan hampir mati. Dalam kondisi yang
demikian, Hizkia terus berdoa kepada Tuhan, bahkan berdoa sampai menangis, dan
apa yang terjadi setelah itu…? Tuhan berfirman kepada nabi-Nya yang
bernama Yesaya untuk menyampaikan kepada Hizkia bahwa Ia telah mendengar
doanya. Ia akan sembuh dan memperpanjang umurnya sampai lima belas tahun.
Bukan hanya kesembuhan yang
Tuhan janjikan kepada Hizkia, tapi Tuhan berjanji akan melepaskannya dan
kotanya dari tangan raja Asyur. Hubungannya yang sangat dekat dengan Tuhan
menghasilkan pengalaman yang indah dan luar biasa karena mujizat-mujizat
terjadi dan dialami dalam kehidupannya.
Cerita ini menjadi pengharapan bagi kita orang yang percaya
kepada Tuhan, bahwa jika saat ini kita sedang mengalami kondisi kesehatan yang
buruk, mujizat kesembuhan yang sama seperti yang dialami raja Hizkia bisa kita
alami asalkan kita sungguh-sungguh percaya dan berserah kepada Tuhan. Sudah
banyak orang yang mengalami mujizat kesembuhan seperti ini dan ini membuktikan
bahwa Allah yang kita percaya adalah Allah yang sungguh-sungguh nyata, walaupun
tidak kita lihat. Ia nyata dalam kehidupan kita, Ia menolong kita, Ia bersama
kita setiap saat. Ia tahu apa yang menjadi pergumulan dan kerinduan kita. Ia
menolong kita pada saat yang tepat. Yang dibutuhkan adalah KEPERCAYAAN dan
KETAATAN kita kepada-Nya!
Namun saudara….! Bagaimana kalau yang terjadi dalam hidup kita
justru sebaliknya? Kita menderita sakit,
dan tidak kunjung sembuh? Seorang
jurnalis bernama Tony Snow, pernah berjuang melawan kanker selama tiga tahun.
Pada tahun 2008 sebelum ia meninggal, ia menulis: “Sebagian penderita kanker sembuh,
sebagian tidak.” Pernyataan yang hampir sama pernah juga dilontarkan
kakak saya saat dia mengalami sakit kritis dan harus menjalani dialysis 2 kali
seminggu di Rumah Sakit. Dalam setiap komunikasi kami, saya selalu katakan,
kakak akan sembuh. Mujizat Tuhan masih terjadi asal kita sungguh-sungguh percaya.
Terkadang dia diam, tapi beberapa kali dia menjawab: “Tidak semua orang
mengalami mujizat.” Saya terdiam dan berkata di dalam hati, apakah kakak saya
tidak percaya bahwa mujizat Tuhan masih terjadi?
Menghadapi kafanaan dan keringkihan tubuh, bagaimana cara kita
memandang hidup? Adakah perasaan hati yang rela dan pasrah untuk menerima
kenyataan yang terjadi? Adakah hati yang bersyukur menerima kenyataan yang
terjadi, yang sesungguhnya kita tidak inginkan? Adakah hati yang lapang menerima
kenyataan, disaat apa yang kita harapkan tidak terjadi sesuai dengan yang kita
ingini?
Saat-saat sulit yang terjadi
dalam hidup, memaksa kita untuk berpikir bagaimana memandang hidup. Sebagian
orang mungkin akan menjadi lebih bijak, tapi sebagian mungkin sebaliknya.
Sebagian orang akan lebih menghargai hal-hal kecil dan menyadari betapa
pentingnya iman, dan mengalami betapa besarnya kasih dan kuasa Allah, tapi
mungkin ada yang tidak berpikir demikian.
Menurut saya, salah satu nilai hidup adalah kesempatan
untuk belajar. Belajar dari 0 (kosong)
sampai A (Akhir). Kita adalah Pelajar dan Guru kita adalah Tuhan yang kita
percaya, yang sangat sempurna. Guru yang tidak ada bandingannya dimanapun di
dunia ini. Hidup ini akan menjadi lebih berarti jika kita mau menerima hal-hal
yang terjadi dengan penuh kepasrahan, hati yang lapang dan ucapan syukur entah
itu baik atau buruk. Harapan kita selalu yang terbaik, tapi bagaimana jika yang
terjadi justru sebaliknya?
Firman
Tuhan menunjukkan bahwa masa sakit adalah masa pembelajaran untuk memperkaya
hidup kita. Belajar tentang arti memahami hidup, memahami karya Tuhan, dan
menggunakan kesempatan hidup. Jika hari ini kita hidup sehat, hargailah sebagai
kesempatan untuk menyenangkan hati Tuhan. Namun, dikala kita sakit, gunakanlah
waktu itu juga untuk menyenangkan Tuhan. Berserah penuh kepada Tuhan, menjadi
lebih rendah hati lagi dan menyadari bahwa sesungguhnya kita ini tidak ada
apa-apanya dan sangat membutuhkan Tuhan.
Hal
yang jauh lebih parah adalah ketika kita sehat, tapi hidup kita hampa...Atau
lebih buruk lagi jika kita sakit dan hidup kita hampa. Hidup ini begitu
penting, hargailah hidup ini dan jalanilah hidup ini dengan satu tujuan yang
membawa kita pada... HIDUP yang SESUNGGUHNYA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar