Rabu, 03 Agustus 2016

Belajar Memahami Hidup


3“Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik dimata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.

4Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya:

5Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN.

6Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku. (2 Raja-raja 20:3-6)


     Seorang raja Yehuda yang bernama Hizkia dalam kisah ini, cukup menarik perhatian karena dalam masa hidupnya sebagai seorang raja, ia mengalami pergumulan yang berat akibat penyakit yang dideritanya. Ia seorang raja dan juga seorang yang mengasihi Tuhan. Ia tulus, setia dan taat akan perintah Tuhan, tapi mengalami sakit yang parah dan hampir mati. Dalam kondisi yang demikian, Hizkia terus berdoa kepada Tuhan, bahkan berdoa sampai menangis, dan apa yang terjadi setelah itu…? Tuhan berfirman kepada nabi-Nya yang bernama Yesaya untuk menyampaikan kepada Hizkia bahwa Ia telah mendengar doanya. Ia akan sembuh dan memperpanjang umurnya sampai lima belas tahun.

Bukan hanya kesembuhan yang Tuhan janjikan kepada Hizkia, tapi Tuhan berjanji akan melepaskannya dan kotanya dari tangan raja Asyur. Hubungannya yang sangat dekat dengan Tuhan menghasilkan pengalaman yang indah dan luar biasa karena mujizat-mujizat terjadi dan dialami dalam kehidupannya.

     Cerita ini menjadi pengharapan bagi kita orang yang percaya kepada Tuhan, bahwa jika saat ini kita sedang mengalami kondisi kesehatan yang buruk, mujizat kesembuhan yang sama seperti yang dialami raja Hizkia bisa kita alami asalkan kita sungguh-sungguh percaya dan berserah kepada Tuhan. Sudah banyak orang yang mengalami mujizat kesembuhan seperti ini dan ini membuktikan bahwa Allah yang kita percaya adalah Allah yang sungguh-sungguh nyata, walaupun tidak kita lihat. Ia nyata dalam kehidupan kita, Ia menolong kita, Ia bersama kita setiap saat. Ia tahu apa yang menjadi pergumulan dan kerinduan kita. Ia menolong kita pada saat yang tepat. Yang dibutuhkan adalah KEPERCAYAAN dan KETAATAN kita kepada-Nya!

     Namun saudara….! Bagaimana kalau yang terjadi dalam hidup kita justru sebaliknya?  Kita menderita sakit, dan tidak kunjung sembuh?  Seorang jurnalis bernama Tony Snow, pernah berjuang melawan kanker selama tiga tahun. Pada tahun 2008 sebelum ia meninggal, ia menulis: “Sebagian penderita kanker sembuh, sebagian tidak.” Pernyataan yang hampir sama pernah juga dilontarkan kakak saya saat dia mengalami sakit kritis dan harus menjalani dialysis 2 kali seminggu di Rumah Sakit. Dalam setiap komunikasi kami, saya selalu katakan, kakak akan sembuh. Mujizat Tuhan masih terjadi asal kita sungguh-sungguh percaya. Terkadang dia diam, tapi beberapa kali dia menjawab: “Tidak semua orang mengalami mujizat.” Saya terdiam dan berkata di dalam hati, apakah kakak saya tidak percaya bahwa mujizat Tuhan masih terjadi?

     Menghadapi kafanaan dan keringkihan tubuh, bagaimana cara kita memandang hidup? Adakah perasaan hati yang rela dan pasrah untuk menerima kenyataan yang terjadi? Adakah hati yang bersyukur menerima kenyataan yang terjadi, yang sesungguhnya kita tidak inginkan? Adakah hati yang lapang menerima kenyataan, disaat apa yang kita harapkan tidak terjadi sesuai dengan yang kita ingini?  

Saat-saat sulit yang terjadi dalam hidup, memaksa kita untuk berpikir bagaimana memandang hidup. Sebagian orang mungkin akan menjadi lebih bijak, tapi sebagian mungkin sebaliknya. Sebagian orang akan lebih menghargai hal-hal kecil dan menyadari betapa pentingnya iman, dan mengalami betapa besarnya kasih dan kuasa Allah, tapi mungkin ada yang tidak berpikir demikian.

 Menurut saya, salah satu nilai hidup adalah kesempatan untuk belajar.  Belajar dari 0 (kosong) sampai A (Akhir). Kita adalah Pelajar dan Guru kita adalah Tuhan yang kita percaya, yang sangat sempurna. Guru yang tidak ada bandingannya dimanapun di dunia ini. Hidup ini akan menjadi lebih berarti jika kita mau menerima hal-hal yang terjadi dengan penuh kepasrahan, hati yang lapang dan ucapan syukur entah itu baik atau buruk. Harapan kita selalu yang terbaik, tapi bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya?

Firman Tuhan menunjukkan bahwa masa sakit adalah masa pembelajaran untuk memperkaya hidup kita. Belajar tentang arti memahami hidup, memahami karya Tuhan, dan menggunakan kesempatan hidup. Jika hari ini kita hidup sehat, hargailah sebagai kesempatan untuk menyenangkan hati Tuhan. Namun, dikala kita sakit, gunakanlah waktu itu juga untuk menyenangkan Tuhan. Berserah penuh kepada Tuhan, menjadi lebih rendah hati lagi dan menyadari bahwa sesungguhnya kita ini tidak ada apa-apanya dan sangat membutuhkan Tuhan.


Hal yang jauh lebih parah adalah ketika kita sehat, tapi hidup kita hampa...Atau lebih buruk lagi jika kita sakit dan hidup kita hampa. Hidup ini begitu penting, hargailah hidup ini dan jalanilah hidup ini dengan satu tujuan yang membawa kita pada... HIDUP yang SESUNGGUHNYA!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar