“Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit,
-Dialah Allah- yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,
-dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk
didiami-; Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain” (Yesaya 45:18).
Sesuatu yang kosong,
tidak ada nilainya. Andaikan dalam suatu
perjalanan, kita merasa haus dan ingin membeli minuman. Kita lihat botol
minuman seperti aqua, cocacola, fanta, sprite, aneka minuman kaleng, jus dan
sebagainya berada dalam kondisi yang kosong. Pasti ada yang salah. Aneh dan tidak
masuk akal. Tidak mungkin hal ini terjadi kecuali kalau kita pergi mengunjungi
pemulung. Di sana kita akan melihat berbagai macam
barang-barang yang kosong yang dibuang oleh pemiliknya karena tidak terpakai
lagi. Seorang pedagang akan memesan barang yang akan dijualnya kepada pelanggan
melalui distributor atau agen yang tentunya bukan barang sampah tapi barang
yang bagus dan baru yang isinya penuh. Contoh lain, misalnya kita mendapat kado
dari seseorang, dibungkus sangat rapi dan indah. Kita sangat senang dan gembira
menerimanya dan ingin cepat-cepat membuka untuk melihat apa isi kado tersebut.
Setelah dibuka ternyata isinya hanya sebuah kardus yang kosong. Bagaimana
reaksi kita?
Ilustrasi tentang anak
kecil di atas ada benarnya. Sesuatu yang kosong akan membuat sakit. Kehidupan
kerohanian kita, jika mengalami kekosongan akan membuat kita sakit. Jiwa kita
akan sakit, tubuh kita juga akan sakit. Seorang yang mengalami kekosongan jiwa,
Ernest Hemingway pernah berkata: ‘Hidup ini sebenarnya hanya sebuah tipuan
kotor, suatu perjalanan singkat dari kekosongan menuju kekosongan. Tidak ada
pemulihan untuk apapun di dalam kehidupan ini. Akhir dari manusia yang ada di
alam semesta ini bagaikan sebuah koloni semut yang berada di sebuah balok kayu
yang sedang terbakar.” Sangat disayangkan! Mungkin ia adalah salah satu dari
sekian banyak orang yang sedang mengalami kekosongan jiwa yang membutuhkan
pertolongan untuk diisi jiwanya supaya tidak kosong. Timbul pertanyaan,
bagaimana caranya? PERCAYA KEPADA TUHAN. Orang bisa saja berkata, saya tidak
percaya ada Tuhan di alam semesta ini karena saya tidak dapat melihat Dia.
Pandangan kita sangat terbatas, walaupun kita tidak dapat melihat angin, udara,
gelombang listrik atau atom, tapi kita dapat merasakan dan percaya bahwa ada
zat-zat tersebut, sama halnya dengan Tuhan. Sejak dahulu hingga saat ini,
dimanapun manusia berada, terdapat juga agama dan agama hanya terdapat di dunia
manusia; tidak terdapat di dunia binatang atau tumbuhan. Hal ini terjadi karena
hanya manusia yang memiliki jiwa dan roh yang memampukannya berkomunikasi
dengan dunia rohani. Melalui roh, manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Ibarat
sebuah radio yang dapat menangkap gelombang elektromagnetik dari pemancar radio
dan mengeluarkan suara yang merdu yang didengar oleh para pendengarnya.
Seluruh makhluk di
sekitar kita membuktikan keberadaan Tuhan, Sang Pencipta. Sang Pencipta tidak
hanya memberikan kita roh untuk dapat mengenal Dia, tetapi melalui ciptaan-Nya
yang menakjubkan Dia juga menunjukkan diri-Nya dan kemuliaan-Nya. Alkitab
berkata: “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” (Mazmur 19:2). Melalui keberadaan, keteraturan dan
kebesaran dari segala ciptaan, kita melihat bahwa Sang Pencipta, SANGAT NYATA
DAN SANGAT MENAKJUBKAN. Sebuah gedung pencakar langit dapat dibangun karena
kemampuan para arsitek, perancang, dan insinyur. Jalur lalu lintas membutuhkan
system kendali lalu lintas yang baik untuk mengatur kendaraan yang melintas,
sehingga kekacauan dan kecelakaan dapat terhindar, tapi…alam semesta, dengan
semua bintang dan planet, beredar tanpa bertabrakan satu sama lain. Kebenaran
ini menunjukkan rancangan dan ciptaan yang sangat rumit dan kemahakuasaan dari
Sang Pencipta. Alkitab berkata:”Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia
tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes
1:3).
“Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan
pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan” (1
Timotius 6:20). Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang membuat kita
tidak mempercayai keberadaan dan kemahakuasaan Tuhan. Ya, tidak bisa disangkal,
kita adalah orang berdosa. Dosa bersarang di dalam hati, pikiran dan tindakan
kita. Oleh karenanya, apa yang keluar dari hati, pikiran dan tindakan adalah
hal-hal yang jahat, segala jenis perbuatan jahat, perkataan yang tidak
mempunyai makna, omongan yang kosong, perkataan kotor yang tidak membangun
iman. Secara tidak sadar hal ini akan mengakibatkan kekosongan jiwa. Jiwa yang
kosong akan terhilang dan kalau tidak diisi akan mengalami kebinasaan. Harus ada restorasi, pembaharuan. Ibarat
sebuah gelas yang diisi dengan air, mau diminum tapi ada binatang kecil yang
masuk dalam gelas yang berisi air tersebut. Orang yang hendak meminum air itu
tidak jadi meminumnya, tapi air yang kotor itu dibuang dan diganti dengan air
yang baru, barulah bisa diminum. Demikian halnya kehidupan kita. Hati, pikiran,
perbuatan kita yang jahat harus dibuang dan diisi dengan Firman Tuhan. Firman
Tuhan (kata-kata Tuhan) ada dalam Alkitab. Alkitab harus kita baca supaya kita
dapat tahu Firman Tuhan dan mengenal Tuhan. Sedikit demi sedikit jiwa kita akan
terisi dan kita tidak akan mengalami kekosongan dan kehampaan jiwa lagi dan
terlebih dari itu, kita akan terhindar dari malapetaka yang besar yaitu kebinasaan
kekal. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar