Salah satu kebanggaan kita menjadi orang Kristen adalah bahwa
kita dapat memanggil Allah sebagai Bapa. Pada waktu Yesus masih ada dalam dunia,
Ia mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana berdoa. “Tetapi jika engkau
berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu…. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di Sorga,
dikuduskanalah nama-Mu, datanglah Kerajaan-mu, jadilah kehendak-Mu di bumi
seperti di sorga…dst” (Matius 6: 6, 9 & 10).
Pemakaian istilah “Bapa”
mungkin terasa asing bagi kita, karena kita mengenal kata “bapa” adalah bapa kita
secara jasmani. Atau orang Israel
yang mengenal bapa leluhur mereka yaitu Adam juga Abraham. Kenapa Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk
memanggil Allah dengan sebutan Bapa? Kita
tahu bahwa bapa adalah orang yang bertanggungjawab, walaupun kenyataannya ada
bapa dalam dunia ini yang tidak bertanggungjawab dan melakukan kejahatan kepada
anaknya sendiri, tapi kata “bapa” itu menandakan suatu hubungan yang sangat dekat
dan akrab. Ketika kita memanggil Allah sebagai Bapa, saat itu kita merasa
sangat dekat dan akrab dengan Dia. Tidak ada ketakutan karena Dia mengasihi
kita, mempedulikan kita dan gembira menyambut kita, persekutuan dan keakraban
kita. Melalui Yesus Kristus kita dapat
menghampiri Dia setiap saat dengan menyembah dan membawa setiap persoalan kita
kepada-Nya. Sebagai Bapa yang menciptakan kita, Dia bertanggungjawab atas kita.
Dia mencukupi kebutuhan kita, melindungi
kita dan menjamin hari depan kita bukan hanya di dunia ini tapi juga di sorga.
Namun perlu diingat bahwa Allah sebagai Bapa, tidak berarti bahwa Dia seperti
seorang bapa manusiawi yang membiarkan anak-anaknya berbuat salah atau yang
tidak mendisiplinkan anaknya dengan benar.
Allah adalah Bapa yang kudus yang harus menentang dosa. Allah tidak akan
membiarkan dosa sekalipun di dalam diri orang-orang yang memanggil Dia sebagai
Bapa. Nama-Nya harus dikuduskan. Sebagai Bapa, Ia dapat memberi berkat dan juga
dapat menghukum; dapat menahan atau memberi dan bertindak dengan adil atau dengan murah
hati. Cara Allah menanggapi kita sebagai anak-anaknya tergantung pada iman dan
ketaatan kita kepada-Nya. Oleh karenanya jika kita ingin Bapa lebih mengasihi
kita, kita harus beriman dan taat kepada-Nya dengan cara:
- Melakukan apa yang Dia mau.
Melakukan
perintah-perintah-nya dan menjauhi apa yang Dia tidak suka (dosa-dosa).
- Memuji dan menyembah Dia.
Kita mulai memuji Tuhan, bersyukur
kepada Tuhan lewat nyanyian, lewat hati yang berterima kasih dan lewat hidup
yang berubah.
- Bersedia untuk melayani Dia dengan sungguh-sungguh.
Bapa kita tidak pernah mengecewakan
kita. Selalu yang terbaik Dia sediakan buat kita. Kalau kita mengasihi Dia,
kita harus melayani Dia dengan sungguh-sungguh. Di dalam gereja, misalnya, kita
melayani Tuhan; di tengah-tengah masyarakat, kita melayani Tuhan; di tengah
lingkungan pekerjaan kita, kita melayani Tuhan.
- Bersedia untuk berkorban
Berkorban tenaga, waktu, harta.
Dengan Tuhan kita tidak bisa hitung-hitungan karena apa yang kita berikan tidak
akan bisa menyamai apa yang telah Tuhan buat atau berikan kepada kita.
SUNGGUH SUATU HAK ISTIMEWA JIKA KITA
DAPAT MEMANGGIL ALLAH ITU BAPA! OLEHNYA MARILAH KITA TERUS BERIMAN DAN BELAJAR TAAT KEPADA
BAPA KITA, Tuhan Yesus Memberkati! Amin!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar